M. AKBAR
dirut rs
psd pupr
kord marioriwawo
kord liliriaja citta
kord lalabata
WhatsApp Image 2025-03-27 at 22.34.37_4314a91e
Metro

Kapolsek Pelabuhan Soeta Mediasi Insiden Pedagang Asongan di Dermaga Makassar

47
×

Kapolsek Pelabuhan Soeta Mediasi Insiden Pedagang Asongan di Dermaga Makassar

Sebarkan artikel ini

foto (ist)

KABAR-SATU,MAKASSAR — Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan insiden saling dorong antara anggota kepolisian dengan pedagang asongan di Dermaga Pelabuhan Makassar pada Rabu kemarin.

Kejadian tersebut melibatkan sepasang suami istri berprofesi sebagai pedagang asongan.

Kapolsek Pelabuhan Soekarno Hatta (Soeta), AKP Andi Sukmawati, memfasilitasi pertemuan damai antara kedua belah pihak di Mapolres Pelabuhan Makassar pada Rabu malam. Dalam penjelasannya, insiden tersebut bermula ketika dua orang pedagang asongan memaksa untuk naik ke kapal Pelni untuk berjualan, namun dihalangi oleh petugas yang sedang bertugas.

“Terkait video yang beredar di sosial media, kami bertekad dalam aturan yang berlaku dengan tegas, namun di sisi lain ada anggota kami yang melakukan pelanggaran yang di luar prosedur, kami akan menindak dengan tegas,” ungkap Andi Sukmawati.

Sukmawati juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya kepada pedagang yang terlibat dalam insiden tersebut.

Menurut keterangan Sukmawati, para pedagang asongan sudah lama menjalankan aktivitas di pelabuhan tersebut, dan pihak Pelindo telah menyediakan fasilitas khusus untuk mereka.

“Pedagang asongan dari sejak beberapa tahun yang lalu sudah ada di dalam dan memang dari pihak Pelindo sudah menyiapkan tempat fasilitas, sudah ada yang disiapkan di sana dan mereka sudah pernah menempati tempat tersebut,” jelasnya.

Port Facility Security Officer (PFSO) Pelindo Regional 4 Makassar, Badaruddin Manaf, menyebut, Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar sebagai pelabuhan bertaraf internasional memiliki standar aturan yang ketat mengenai pelarangan pedagang asongan memasuki area vital, terlebih naik ke atas kapal.

“Ada aturan atau regulasi yang sifatnya wajib diterapkan seluruh pelabuhan yang bertaraf internasional. Sistem pengamanan fasilitas dan kapal, dimana semua orang yang masuk harus teridentifikasi,” tegas Badaruddin.

Badaruddin menambahkan insiden tersebut hanya merupakan kesalahpahaman, kemungkinan besar karena belum semua pedagang asongan memahami aturan terkait pelarangan naik ke atas kapal.

“Oleh sebab itu, kita tidak pernah berpikir mengusir dengan keras. Bukan itu yang dilakukan. Kita senantiasa edukasi dengan cara humanis bahwa ada area terbatas yang memang harus disterilkan dari orang yang tidak berkepentingan,” tutupnya.

Hen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

<p>You cannot copy content of this page</p>