Tempat berdiri Petani ini awalnya adalah sawah (foto dok)
KABAR-SATU,SOPPENG — Petani di Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, mengungkapkan keluhan mereka terhadap pekerjaan proyek irigasi yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan (BBWSP). Proyek ini di duga telah dimulai sejak tahun 2021, namun hingga saat ini belum kunjung selesai.
Dampak dari proyek yang terbengkalai ini sangat merugikan para petani. Luas lahan sawah yang terdampak diperkirakan mencapai sekitar 9 meter dengan panjang sekitar 3 kilometer, termasuk hingga wilayah Kecamatan Ganra. Selama tiga tahun terakhir, lahan tersebut tidak pernah menghasilkan hasil panen yang memadai.
Idris ketua Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sipurennue mengatakan, Para petani menuntut agar pemerintah, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan, bertanggung jawab atas kelanjutan proyek ini. Proyek ini telah menghabiskan puluhan miliar rupiah dari anggaran negara, namun tidak memberikan manfaat yang diharapkan.
“Kami harap agar lahan sawah yang terdampak proyek segera diperbaiki agar kembali seperti semula,”ujar Idris Senin (12/6/2023)
Ia menyebutkan, mereka (Petani Red) juga menginginkan rintisan jalan yang telah dibangun dalam proyek tersebut segera diperbaiki karena kondisinya yang rusak.
Sementara, beberapa warga lain menyampaikan kekecewaan mereka terhadap keterlambatan dalam menyelesaikan proyek tersebut.
Ia berharap agar Pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi ini dan menghormati hak-hak para petani yang telah terdampak secara ekonomi akibat proyek yang terhenti.
Hen/Bar