Foto (fok)
KABAR-SATU,SOPPENG — Gau Maraja La Patau Matanna Tikka, resmi dibuka pada sabtu malam (15/7/2023)
Pembukaan yang meriah tersebut dengan ritual mapatettong bola yang spektakuler. Ritual ini tidak hanya sekadar upacara pembukaan, tetapi juga sebuah simbol dari kekuatan masyarakat Bugis dalam menjaga ketahanan pangan dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Prosesi Mappatettong Bola melibatkan tiga tahapan utama yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan penuh semangat. Tahapan pertama menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk memulai ritual. Keahlian dan pengetahuan adat turun-temurun sangat dibutuhkan dalam tahap ini agar ritual dapat berlangsung dengan sempurna.
Tahapan selanjutnya menetapkan “posi bola” atau tiang utama. Posi bola menjadi lambang kekokohan dan keberlanjutan masyarakat Bugis. Dalam prosesi ini, setiap langkah yang diambil memiliki makna mendalam yang mengingatkan mereka akan pentingnya menjaga hubungan dengan Sang Pencipta. Rasa syukur pun terpancar dari setiap gerakan yang dilakukan, karena berhasil mendirikan rumah yang melambangkan stabilitas dan kemakmuran.
Ritual terakhir yang dilakukan mappasili, atau prosesi mensucikan rumah. Masyarakat Bugis percaya bahwa segala yang mereka lakukan di dunia ini tidak terlepas dari curahan rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang mereka sebut sebagai “Dewata Seuwae”.
Melalui ritual mappasili, mereka menyampaikan ungkapan terima kasih dan memohon berkah-Nya agar rumah yang mereka bangun menjadi tempat yang aman, nyaman, dan harmonis.
Prosesi Mappatettong Bola ini sekaligus mencerminkan prinsip kerja masyarakat Bugis sejak zaman dahulu, yakni menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Tradisi mendirikan rumah secara gotong royong telah tertanam dalam budaya Bugis sejak lama, terutama saat membangun rumah panggung dari kayu atau bambu. Kebersamaan dan kolaborasi adalah nilai-nilai yang terbentuk secara alami dalam proses ini.
Acara pembukaan ini tidak hanya menghadirkan ritual mapatettong Bola akan tetapi juga di dihadirkan tarian kolosal Mappasiame Wanua dengan melibatkan 200 penari menggabungkan seni tari dengan teknologi Video Mapping.
Hen












