ilustrasi
KABAR-SATU,SOPPENG —- Dunia pendidikan di Kabupaten Soppeng kembali diguncang aksi biadab oknum pendidik. Dua bocah SD menjadi korban tangan dingin oknum guru. AP dan AS, siswa kelas 6 SDN 23 Tanete, mengalami siksaan fisik yang diduga dilakukan wali kelas mereka id
Pengakuan mencekam terungkap dari mulut AP. Ia mengaku kerap menjadi sasaran kekerasan sejak menginjakkan kaki di kelas 6.
“Bu guru sering pukul saya, ditampar, dipukul perut, selangkangan, dan lengan,” ujar AP.
Puncak kekejaman terjadi Kamis kemarin, saat AP dan AS terlibat aksi lempar-lemparan mangga , oknum Guru tiba tiba guru beringas tiba-tiba muncull tnpa belas kasihan, Id (okmun Guru Red) di duga menganiaya kedua bocah itu dengan sebatang kayu.
“Tiba-tiba datang itu ibu Id langsung pukul saya pake kayu, dipukul saya di belakang saya,” ungkap AP, menggambarkan detik-detik mencekam peristiwa itu.
Nasib serupa menimpa AS. Ia mengaku menjadi bulan-bulanan keganasan oknum guru.
“Telinga saya ditarik, dan dipukul bagian kepala,” tutur AS, menambah daftar panjang kebiadaban yang terjadi di balik tembok sekolah.
Andi Rita Ariani, ibu AP, tak kuasa menahan amarah. Ia langsung melaporkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib.
“Saya tahu kejadian ini pagi sekitar pukul 10.00 Wib, anak saya pulang sekolah sambil menangis. Ternyata sudah sering dipukul oleh gurunya dan pantas juga anaknya tidak mau ke sekolah,” ungkapnya dengan nada geram.
Bukti visum semakin memperkuat dugaan tindak pidana penganiayaan. Tubuh mungil AP di hiasi beberapa jejak kekerasan.
“Tadi saya visum anak saya, ada luka memar di bagian lengan dan selangkangan,” jelas sang ibu.
Senada yang di ucap Andi Risma kakak kandung AP. Menurutnya, laporan polkisi telah dilakukan dengan nomor laporan VER/61/X/2024/SPKT d dugaan tindak pidana penganiayaan.
“kami berharap kasus ini dapat di proses sesuai hukum yang berlaku,”harapnya.
Sementara, Kepala sekolah SDN 23 Tanete Naharuddin. S.Sos., MS,I membatah jika terjadi pemukulan menggunakan kayu. Namun ia mengakui jika ada memar di lengan kiri korban,,akan tetapi ia tidak bisa memastikan apa penyebanya.
“dari keterangan gurunya tidak ada pemukulan , kalua memar memang ada di lengan kiri tapi saya tak tahu pasti apa penyebanya, ka;laupun prosesnya tetap berjalan maka guru tersebut siap menerima segala konsekuensinya,”pungkasnya.Rabu (2/10/2024).
Hen