Amiluddin
KABAR-SATU,TAKALAR —- Air diminum serasa duri, nasi dimakan serasa sekam, pepatah ini sangat tepat untuk menggabarkan suasana hati purna Praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan 01 di Takalar. Pria yang akrab disapa Kak Ami’ ini mengaku kecewa dengan kondisi yang terjadi di antara sesama purna Praja yang saling menghujat dan menikung di Takalar.
Amiluddin Barlian yang akrab disapa Kak Ami’ merupakan sosok ASN lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar yang telah bertugas dan mengabdikan diri sebagai abdi negara kurang lebih 30 tahun. Angkatan Pertama STPDN itu termasuk memiliki banyak pengalaman bertugas. Malang melintang di dunia birokrasi dengan jabatan mentereng pernah dilakoninya.
Saat ditemui disalah satu masjid dekat rumahnya usa salat Ashar, Kak Ami’ yang dinonjobkan pasca berakhir jabatannya sebagai Sekretaris KPUD Takalar beberapa tahun lalu itu, tampak tersenyum ramah sambil bercerita lepas tentang keadaannya saat ini yang tidak baik-baik saja. “Sudah jatuh tertimpa tangga pula,” ujarnya berkelakar.
Pembicaraan pun dimulai dengan ungkapan rasa syukurnya atas nikmat waktu luang dan hidup yang masih diberikan kepadanya, meski Kak Ami’ tak seberuntung rekan seangkatan dan adik-adik alumni STPDN atau sekarang disebut IPDN.
“Alhamdulillah hidup tetap disyukuri, meski saya tak seberuntung teman dan adik-adik seangkatan yang lagi meniti karir. Sekarang saya fokus mendekatkan diri kepada sang pemilik kehidupan. Karena, saya percaya setiap hal yang terjadi adalah kehendak-Nya dan kita hanya bisa bersabar dan memetik hikmah,” ucapnya sambil memperlihatkan foto profilnya saat masih aktif sebagai anggota TNI silam.
Kak Ami’ mengungkapkan, bahwa menjadi alumni dan mantan Praja STPDN atau IPDN bukanlah hal yang perlu dibanggakan. Baginya, dalam perjalanan meniti karir institusi itu tidak lagi berarti. Ia juga menyinggung oknum alumni yang hanya sibuk untuk diri dan gerbong masing-masing, mereka lebih memilih loyal kepada kekuasaan dibanding empati dengan rekan seperjuangan.
“Saya hanya mau berpesan bahwa alumni atau teman seangkatan tidaklah cukup berguna dalam kondisi saat ini, mereka semua sibuk dengan karir masing-masing. Istilah senior junior hanya sekadar sapaan belaka. Ada juga oknum sesama Purna yang saling menghujat dan menikung, itu yang buat saya tidak begitu bersimpati dengan istilah alumni atau purna Praja,” ungkapnya.
Alumni Jatinangor yang familiar dengan panggilan Haji Rowa ini, kembali mengingatkan kepada para alumni atau purna Praja agar tidak terlalu euphoria dengan pangkat dan jabatan, karena menurut dia, itu hanyalah kesenangan yang sementara. Ia berharap, kisah hidupnya ini dapat menjadi pelajaran untuk adik-adik atau teman seangkatan yang saat ini lagi di tampuk kekuasaan.
“Tidak usah terlalu bangga atau bahagia dengan jabatanta, semua ada masanya. Jabatan itu amanah dan sumber fitnah kalau tidak dijalankan dengan baik. Jabatan jugalah yang akan menjerumuskan ke kebinasaan,” ungkapnya lagi.
Mantan ajudan Bupati Jeneponto era 90-an ini tampak sesekali menyeka matanya yang berkaca-kaca sambil terus bercerita dan memberikan motivasi. “Cukuplah ceritaku jadi pelajaran, bahwa saat kita berjaya semua orang tertunduk patuh dan hormat. Tetapi saat kita jatuh, tak seorang pun mendekat. Keluarga, sahabat atau teman semua menghindar. Hidup saya mirip pusaran tak bernama. Masih hidup tapi dilupakan, bahkan untuk menanti seyum dan sapa dari teman seangkatan pun sulit,” ujar pria kelahiran 1969 itu dengan nada lirih.
Kak Ami’ saat ini tercatat sebagai staf biasa di Bagian Ortala Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Takalar. Kini ia tinggal sebatang kara, ditinggalkan oleh istri dan empat orang anaknya. Anak tertuanya saat ini tengah mengenyam pendidikan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Sekadar diketahui, Kabupaten Takalar sendiri memiliki puluhan alumni STPDN/IPDN yang menduduki sejumlah jabatan strategis dilingkup Pemkab Takalar. Diantaranya, Muh. Hasbi Bantang yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Takalar dan Andi Rijal Mustamin yang kini didapuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Takalar.
Tak hanya itu, Setiawan Aswad (Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel) yang saat ini diamanahkan sebagai Penjabat Bupati Takalar pun merupakan salah satu alumni STPDN angkatan 03. Begitu pun tampuk kepemimpinan Pemprov Sulsel yang dijabat oleh Bahtiar Baharuddin, yang juga adalah alumni Jatinangor (STPDN 04) sebagai Pj Gubernur Sulsel menggantikan Andi Sudirman Sulaeman yang telah berakhir masa periodenya pada bulan September tahun ini.
(din)