Foto (ist)
KABAR-SATU,MAKASSAR — Diskusi bulanan DPP IMMIM Kamis kemarin membahas pentingnya sertifikasi bagi pembimbing ibadah haji.
Acara tersebut di gelar di Gedung Islamic Center IMMIM, Makassar, dengan menghadirkan berbagai pandangan dari para pakar dan praktisi.
Menurut Prof Dr. Abustani Ilyas, ibadah haji mirip seperti wisuda ke-Islaman yang membutuhkan persiapan besar, termasuk mental.
“KBIH sebagai salah satu elemen penting harus mengedukasi jamaah tentang berbagai regulasi/kebijakan pemerintah terkait ibadah haji. Termasuk visa haji yang aman digunakan berhaji, bukan visa wisata/turis atau visa kerja,” tegas Abustani,”katanya.
Azhar Tamanggong, Ketua Baznas Makassar, menyampaikan pengalamannya bahwa pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan yang sangat ketat tahun ini, termasuk penggunaan kartu pintar saat wuquf di Padang Arafah.
“Periode tahun 2023 ke bawah, setiap menjelang wuquf, jamaah digiring masuk ke Padang Arafah dan dipantau gunakan helikopter, namun di 2024 ini, jamaah calon haji yang ingin masuk wuquf di Padang Arafah, harus mampu perlihatkan kartu Nusuk (kartu pintar/smart card). Jamaah yang tak miliki kartu smart diusir petugas dan tak bisa masuk Padang Arafah,” ungkap Azhar
Diskusi juga menandai penandatanganan MoU antara DPP IMMIM dengan IPHI Sulsel, untuk meningkatkan koordinasi dalam menjaga keberhasilan haji mabrur.
Ketua DPP IMMIM, Dr. HM Ishaq Samad, menegaskan, masalah terkait haji, seperti penggunaan visa yang tidak tepat, memerlukan penanganan serius.
Diskusi ini menjadi langkah awal untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jamaah dalam menjalankan ibadah haji di masa yang akan datang.
**