Salah satu sawah warga yang terdampak pekerjaan proyek Irigasi BBWSP (foto. dok)
KABAR-SATU,SOPPENG — Petani di Sokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, merasa dirugikan akibat tidak dikerjakannya proyek irigasi yang di duga milik Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan (BBWSP) selama tiga tahun terakhir. Akibatnya, petani tidak dapat menghasilkan panen selama periode tersebut.
Pemerintah Kabupaten Soppeng melalui Kelurahan Salokaraja turut prihatin dengan situasi ini, sebagai bentuk perhatian, mereka telah memfasilitasi tiga kali pertemuan antara warga dan pihak Balai pada tahun 2022 lalu. Pertemuan tersebut bertujuan mencari solusi terkait permasalahan yang dihadapi.
Lurah Salokaraja, Andi Walinono, menjelaskan, pertemuan telah dilakukan dengan harapan dapat menemukan solusi yang memuaskan bagi semua pihak terkait.
“Pada pertemuan tahun lalu, pihak Balai berjanji untuk memperbaiki dan merapikan sebagian sawah warga yang rusak akibat proyek, namun hingga saat ini belum ada tindakan yang dilakukan,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon selulernya.Minggu (11/6/2023).
Walinono menambahkan, harapan warga hanyalah agar bagian sawah yang telah digali dapat dirapikan kembali, sehingga mereka dapat kembali menanam padi.
“Warga hanya meminta agar lahan yang telah digali dapat diperbaiki sehingga mereka dapat kembali menanam padi seperti sebelumnya,” tambahnya.
Proyek irigasi yang memakan anggaran puluhan miliar rupiah ini telah berjalan selama tiga tahun, namun petani setempat tidak dapat menikmati hasil panen selama periode itu. Dampak dari ketidaksempurnaan proyek ini sangat terasa bagi kehidupan dan mata pencaharian petani yang bergantung pada hasil pertanian.
Pihak terkait diharapkan segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini. Petani di Sokaraja membutuhkan dukungan dan perhatian pemerintah agar mereka dapat melanjutkan kegiatan pertanian dan mendapatkan hasil panen yang layak.
Hen/Bar
