Foto Humas
KABAR-SATU, WAJO — Bupati Wajo, Amran Mahmud mendorong masyarakat untuk bisa mengembangkan pertanian terpadu di lahan milik mereka masing-masing.
“Kami akan bantu dan bimbing bagi masyarakat yang ingin menerapkan pertanian terpadu di lahan masing-masing. Tapi, yang betul-betul serius,” ucap Amran saat menghadiri panen raya padi di Dusun Masiae, Desa Paojepe, Kecamatan Keera, Jumat (27/8/2021).
Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan.
“Jadi pertanian terpadu itu bukan hanya untuk lahan milik desa dan kelurahan, tapi lebih kepada masyarakat. Ini adalah bentuk upaya kita agar bisa meningkatkan produktivitas lahan yang ada. Jadi, selain bertanam padi, juga budi daya ikan, peternakan, ayam, misalnya,” tuturnya.
“Dengan begitu, pasti penghasilan kita juga akan meningkat. Ini terus kita dorong, apalagi di masa pandemi saat ini, pemulihan ekonomi menjadi prioritas pemerintah dengan tetap mengupayakan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19,” tambahnya.
Sektor pertanian sendiri menurut Amran, menjadi salah satu tumpuan Kabupaten Wajo dalam menjaga laju perekonomian di tengah pandemi Covid-19.
Kini sekitar 95 ribu hektare luas wilayah tanaman padi musim rendengan di Wajo sudah mulai dipanen. Berdasarkan hasil ubinan atau perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Wajo, tiap hektarenya menghasilkan sekitar enam ton padi. Adapun harga per kilogramnya berada di kisaran Rp4.400 sampai Rp4.500.
Hitung-hitunganya, akan ada sekitar 570 ribu ton hasil panen padi di Wajo. Jika dihitung dan dirupiahkan berdasarkan harga saat ini, itu kurang lebih senilai Rp2,5 triliun.
“Ini tentu menjadi kesyukuran bagi kita bahwa di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian kita masih bisa produktif. Meski demikian, kita berharap atas produksi per hektarenya bisa terus diupayakan untuk ditingkatkan pada panen berikutnya” kata Amran. (Hen/Tbr)












