Int.
KABAR-SATU, SOPPENG – Terhitung sejak tahun 2016 hingga 2018 produksi kedelai di Kabupaten Soppeng mengalami penurunan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Ir.Fajar dalam konfirmasinya, (6/2/2019), mengatakan bahwa penurunan produksi kedelai ini mencapai 70.77%, dimana di tahun 2015 produksi masih mencapai 4.947 Ton, sementara di 2016-2018 produksi rata rata hanya 1.446 Ton per tahun.
“Turunnya produksi kedelai ini disebabkan karena serangan hama yang belum bisa ditanggulangi” tuturnya.
Sementara itu, sejumlah petani kedelai yang dimintai tanggapanya, Senin (11/2/2019), terkait turunnya produksi kedelai ini justru menyoroti faktor harga pasar kedelai yang terlalu murah menjadi sebab.
“Harganya tidak sebanding dengan kerja petani, harganya terlalu murah, makanya banyak petani yang berhenti menjadi petani kedelai”
“Sementara kalau masalah hama, saya pikir itu sudah wajar, karena semua tanaman pun pasti memiliki masalah hama, yang paling penting saya pikir hanya faktor harga saja, kalau harganya bagus maka kami petani pasti juga akan menyambut baik” tutur Ismail, Petani asal Limpomajang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Junaidi, Petani dari kelurahan Kaca, dalam konfirmasinya mengatakan bahwa faktor harga dan hama masih menjadi sebab utama menurunnya produksi kedelai ini.
“Dua faktor itulah yang mengakibatkan banyak teman teman petani kedelai yang beralih menjadi petani untuk komuditi lain” tuturnya.
Sementara itu, Abdul Kadir salah seorang Petani asal Attangsalo mengungkapkan bahwa upaya sosialisasi dari dinas terkait untuk mengembangkan produksi kedelai pun berakhir percuma karena faktor harga masih menjadi sebab utama.
“Selama harga kedelai di pasaran tidak membaik, jangan harap akan ada peningkatan produksi kedelai” tuturnya. (id)