Pendidikan & Budaya

Sekolah Penggerak SMPN 1 Watansoppeng Wujudkan Pendidikan Inklusif Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

28
×

Sekolah Penggerak SMPN 1 Watansoppeng Wujudkan Pendidikan Inklusif Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Sebarkan artikel ini

Kepala SMPN 1 Watansoppeng, Supriyadi Usman, S.Pd, M.Pd,

KABAR-SATU,SOPPENG, — – SMP Negeri 1 Watansoppeng, salah satu Sekolah Penggerak, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada seluruh mata pelajaran.

Pendekatan ini merupakan pemenuhan kebutuhan belajar setiap siswa berdasarkan perbedaan kemampuan, minat, dan gaya belajar mereka.

Kepala SMPN 1 Watansoppeng, Supriyadi Usman, S.Pd, M.Pd, mengatakan hal tersebut saat dikonfirmasi watrtawan pada Rabu kemarin.

“Ini merupakan upaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, produktif, dan efektif,”pungkansnya.

Sebagai sekolah favorit, SMPN 1 Watansoppeng memulai dengan pendekatan berbasis siswa.

 “Kami mengidentifikasi perbedaan kemampuan dan potensi siswa melalui asesmen awal. Berdasarkan hasil tersebut, guru merancang strategi pengajaran yang memungkinkan setiap siswa mengakses materi sesuai kemampuan mereka,” papar Supriyadi.

Sekolah ini juga menerapkan strategi pembelajaran yang fleksibel. Para guru menggunakan berbagai metode pengajaran, termasuk pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan kegiatan mandiri.

“Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Inggris, siswa yang lebih mampu diberikan tantangan lanjutan, sementara yang belum mampu mendapat bimbingan lebih mendalam,” pungkasnya.

Pemanfaatan teknologi dan sumber daya juga menjadi fokus utama. Penggunaan perangkat digital seperti komputer, smartboard, dan proyektor memungkinkan guru menyajikan materi dalam berbagai format, termasuk teks, video, dan animasi.

 “Kami juga memanfaatkan perpustakaan digital dan materi interaktif untuk mendukung diferensiasi konten,” katanya.

Lebih lanjut, sekolah ini menerapkan penilaian yang beragam serta mendorong kolaborasi antara guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk memilih metode belajar yang sesuai dengan minat dan gaya belajar masing-masing siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

Supriyadi mengakui, pendekatan ini telah memberikan hasil positif.

 “Kami melihat peningkatan keterlibatan siswa dalam proses belajar, pengurangan ketimpangan, peningkatan pencapaian akademis, serta pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif,” ungkapnya.

“Dengan pembelajaran berdiferensiasi, kami menunjukkan komitmen SMPN 1 Watansoppeng dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan inklusif, di mana setiap siswa dapat berkembang secara optimal,” tutupnya.

hen/Adr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *