Metro

(Eksklusif) Dandim Soppeng, Antara Musik, Bahasa Bugis dan Kesan Setahun

72
×

(Eksklusif) Dandim Soppeng, Antara Musik, Bahasa Bugis dan Kesan Setahun

Sebarkan artikel ini

Dandim 1423/Soppeng Letkol ARM Fajar Catur Prasetyo

KABAR-SATU, SOPPENG – Dandim 1423/Soppeng Letkol ARM Fajar Catur Prasetyo blak blakan mengenai hobinya bermain alat musik, kemahiran berbahasa bugis dan kesan setahun lebihnya memimpin Kodim 1423/Soppeng.

Dalam wawancaranya, Rabu (6/2/2019), berikut beberapa hasil tanya jawab bersama Dandim 1423/Soppeng ini.

Mengenai hobi bermain alat musik seperti Gitar dan Keyboard, Belajar dimana?

Dandim : “Dari bangku sekolah memang sudah suka dengan musik, dan mulai belajar gitar dan keyboard itu sendiri, secara otodidak, mungkin karena bakat seni dari ayah yang dulunya adalah dalang wayang orang, jadi lebih mudah belajarnya”

“Dan keinginan belajar alat musik itu juga semakin diasah ketika memasuki akedemi militer, dimana saya masuk dalam tim drumband”

Punya Band Favorit?

Dandim : “Saya suka dengan semua genre lagu, yang penting enak dan nyaman didengar telinga”

Satu tahun dua bulan bertugas di bumi latemmamala, sudah pandai berbahasa bugis?

Dandim : “Masih belajar meskipun sudah sedikit memahami beberapa kata dalam bahasa bugis”

“Makan atau manre misalnya, saya tahu itu, kata kata pendek itu saya sudah mulai tahu, namun saya masih terus belajar bahasa bugis”

Kesan selama bertugas di Soppeng?

Dandim : “Saya sangat senang bertugas disini, banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapat selama bertugas disini, banyak hal yang mendewasakan saya sehingga saya bisa lebih bermanfaat lagi bagi orang banyak”

Dibandingkan saat bertugas sebelum menjadi Dandim di soppeng, mana yang lebih berkesan?

Dandim : “Tentu menjadi Dandim 1423/Soppeng menjadi yang paling berkesan, karena ini pertama kalinya saya memimpin Kodim setelah sebelumnya menjadi komandan batalion”

“Dan masalah Kesulitan, memimpin kodim itu lebih sulit dibanding memimpin batalion, karena kalau di batalion itu, perintah militer itu menjadi yang utama, bahasa yang digunakan itupun bahasa tempur, sementara sekarang ini menjadi Dandim pendekatanya itu harus lebih fleksibel”

(id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *