Int.
KABAR-SATU, SOPPENG – Anjloknya harga jagung hingga menyentuh angka Rp 2.200 per kilogram di awal musim panen ini membuat sejumlah petani jagung di soppeng menjerit.
Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Lilirilau, mursalim dalam konfirmasinya, Selasa (26/2/2019) mengungkapkan keheranannya terhadap anjloknya harga jagung di pasaran.
“Ini baru panen pertama, tetapi harganya sudah turun sekali, bagaimana jika sudah puncak panen, padahal biasa harganya itu masih di angka Rp 4.800”
“Jika harga seperti ini terus, maka biaya yang dikeluarkan petani untuk bibit, pupuk, pengolahan tanah, biaya angkut dan lain lainnya tidak akan kembali” tuturnya.
Atas kejadian ini, Mursalim pun menganggap bahwa faktor cuaca dan meningkatnya produksi menjadi penyebab dari anjloknya harga jagung di pasaran.
Dimana stok jagung saat ini menurut mursalim sudah sangat banyak sehingga hukum pasar pun mulai berlaku, dimana semakin banyak barang maka akan semakin murah juga harga barang tersebut.
“Kita harapkan Bulog bisa segera terjun mengantisipasi anjloknya harga jagung ini, memonitoring harga jagung ditingkat petani saat ini sangatlah dibutuhkan” pungkasnya. (id)