Metro

Dewan Pembina YP Prima Wajo : Yuliani Paris banyak membantu kami

51
×

Dewan Pembina YP Prima Wajo : Yuliani Paris banyak membantu kami

Sebarkan artikel ini

Anggota DPR RI Dr Ir Hj Andi Yuliani Paris bersama Ketua Dewan pembina YP Prima dr HM Sanusi Karateng.

KABAR-SATU,Wajo —- Yayasan perguruan Puangrimaggalatung resmi menjadi Universitas Puangrimaggalatung (Prima) Sengkang, Kabupaten Wajo pada Rabu (8/8/2018) kemarin.

Kampus tersebut merupakan perubahan status, dari penggabungan lima sekolah tinggi menjadi universitas yaitu, STIA Prima, STKIP Prima, STIP Prima, Stikes Prima, dan Akbid Prima.

Peresmian Universitas tersebut, dirangkaikan dengan prosesi wisuda 892 alumni, yang menyebar, di STIA prima 404 orang, STKIP Prima 352 orang, STIP 58 orang, Akbid Prima 78 orang. Selain itu, universitas ini juga merayakan Dies Natalies YP Prima ke 38 Tahun.

Ketua Dewan Pembina YP Prima Sengkang, dr HM Sanusi Karateng mengatakan, status universitas tersebut, tak lepas dari bantuan dan dukungan Anggota DPR RI Dr Ir Hj Andi Yuliani Paris, yang tak henti henti memberikan dukungan moril maupun.materil.

“Apresiasi setinggi-tingginya buat Ibu Yuliani Paris, telah banyak membantu proses sekolah tinggi kami, menjadi universitas. Selain itu, banyak membantu mahasiswa mendapatkan beasiswa, bantuan inovasi, dan lainnya,” ujarnya.

Sementara, di depan ribuan Wisudawan. Yuliani Paris mengingatkan, sebagai makhluk yang memiliki kebiasaan atau habitual action, perlu mengubah cara pandang dan cara berfikir sehingga lebih adaptif dengan perubahan.

“Dunia akademik harus mempersiapkan mahasiswa yang lebih adaptif, dengan perubahan dan tuntunan zaman. Karena, era disrupsi akan memberikan ruang bagi mereka yang memiliki kecepatan dan ketepatan dan menyingkirkan manusia yang tidak memiliki modal dan kaku atas perubahan,” pesannya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyampaikan, akademisi patut membuka ruang adaptasi atas perubahan, dan menggunakan gaya baru dalam melakukan pendekatan akademik atas perubahan tuntutan masa kini.

“Cara pikir kita harus mampu melihat kebutuhan di masa akan datang, tidak tersekat oleh ruang dan waktu bahkan ketakutan yang tidak berdasar atas perubahan saat ini,” tutup wanita berhijab ini.

Jumardin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page